Jam di layar HP sudah menunjukkan angka 17.42 WIB. 18 menit lagi teman saya akan segera datang menjemput, padahal saya belum mandi dan berkemas. Dengan bergegas saya menuju kamar mandi, byar-byur sebentar, dan tak sampai 10 menit sudah keluar dengan tubuh sedikit lebih segar. Masih ada sisa waktu 8 menit yang bisa di gunakan untuk memasukkan semua perlengkapan ke dalam tas, notes, pulpen, ID card, syal, kamera, baterai cadangan sekaligus charger, botol minuman, serta beberapa benda tak penting. Aha, dan benar teman saya telah datang untuk menjemput.
Sebenarnya sore ini saya merasa sangat lelah dan mengantuk, namun semuanya tidak mampu menyurutkan semangat untuk menyaksikan karnaval malam ini. Yupz, malam ini adalah malam yang telah saya tunggu sejak beberapa minggu yang lalu. Jogja Java Carnival, puncak acara sekaligus penutupan selebrasi Hari Ulang Tahun Yogyakarta yang ke-253. Di spanduk yang tertera di jalanan karnaval ini akan dimulai pukul 19.30. Namun, berbekal informasi dari seorang kawan bahwa tahun lalu saja sejak pukul 18.00 WIB kawasan Malioboro sudah penuh sesak maka saya tidak mau ambil resiko dengan datang mepet.
Sekitar pukul 18.20 kami sudah sampai di TBY dan memutuskan untuk parkir di tempat itu dan berjalan menuju perempatan kantor pos besar. Benar saja, ribuan orang telah memadati kawasan tersebut. Awalnya saya berfikir untuk mengambil posisi di depan benteng, namun kerumunan massa sudah demikian padat dan tidak mungkin menerobos, akhirnya kami berdua memutuskan untuk menyeberang dan berpindah ke depan BNI. Dengan sedikit dorong sana dorong sini akhirnya kami berdua bisa menerabas kerumunan dan mendapatkan tempat yang sedikit lebih baik, bergabung dengan teman-teman fotografer dari media entah (belakangan setelah saya ngobrol dengan mas yang paling cakep dia bilang kalau dia fotografer freelance).
Waktupun terus bergulir dan belum ada tanda-tanda rombongan peserta karnaval datang. Masyarakat terus menyemut mengerumuni jalan Malioboro, anak-anak kecil berteriak-teriak, orang dewasa saling dorong, polisi dan petugas keamanan sibuk mengatur masyarakat yang terus berdesak-desakan untuk menerabas batas jalan, sedangkan langit malam terlihat semakin pekat. Tiba-tipa HP saya bergetar, seorang kawan mengabarkan bahwa dia sudah sampai di timur BNI. Saya celingukan berusaha mencarinya, dan yapz,, i found him. Dia sudah ada di balik barikade besi bersama rombongan teman-teman media. Sayapun balas smsnya “arah pukul 3” dan yupz,, dia menemukan saya (halah bosone). Dari balik tasnya dia mengeluarkan ID card, “Nih pake aja biar bisa masuk”,, tawaran yang tidak bisa saya tolak. Dengan terpaksa dan bahagia saya tinggalkan Dek Na di kerumunan pengunjung (haduh muup ya dek, ni mumpung dapat kesempatan je hehehe). Sayapun masuk ke venue, melenggangkangkung ke depan stage dan dapat view yang lumayan bagus. Inilah beberapa hasil jepretan malam itu.
.: thanks 4 d’Na en mas Dd :.
Jika ada yang pengen baca lebih lanjut tentang liputan JJC 2009 silahkan klik disini
October 21st, 2009 at 6:42 am
Huuaaaa….beruntungnya dirimu (dan memang harus beruntung coz itu sudah jadi profesi mu to?hehe…) mendapatkan ID Card…oufh…Walau tertinggal dan sulit mendapatkan posisi yang nyaman untuk potret sana potret sini mengabadikan event sambil memberikan info pada khalayak namun aku BAHAGIA mendapat pengalaman seru nan aduhai itu, wkwkwk. Tak ada yang bisa mengalahkan ketakutanku kecuali malam itu. Ketakutanku dapat runtuh seketika demi sebuah ‘sarang angin’ simpang empat Kantor Pos Jogja. Hahaha….benar saja, aku di”isengi” pria jahanam. Untung saya bisa melawan hingga dia malu sendiri dan aku pun berada jauuuuuuuhhh jauuuuuuhhhh….dari dia!damn!!!!
Tapi,thanks juga mbak…Kasihlah terus pengalaman seperti ini (serunya bergelut dengan ribuan orang untuk sebuah info) hahaha….Bantu saya menggiring diri saya meraih mimpi. Jiah…bosoku….wkwkwk…
October 23rd, 2009 at 5:43 am
[…] gendong.” Alangkah lebih aman jika anak-anak tersebut tetap dalam gendongan? :.thanks to mbak sash my […]
November 13th, 2009 at 3:47 am
[…] yang sudah dilaksanakan di kota ini dalam hitungan 2 bulan terakhir. Pawai Budaya HUT Jogja, Jogja Java Carnival, Festival Museum, Parade Andong dalam rangka sumpah pemuda, Festival Makanan Tradisional, dan […]
November 21st, 2009 at 5:14 am
wah, seronok mambaca & melihat gambar2 di sini
June 18th, 2010 at 6:28 am
woho prikitiw thnks atas rumusnya we we we