Tag Archives: Sash

Satria Baju Merah ^_^

Katanya pahlawan itu ada untuk membela kebenaran dan kebajikan. Mangkanya saya sejak kecil terobsesi jadi pahlawan. Pengen jadi salah satu anggotanya Pasukan Turbo. Kalo nggak pengen jadi Power Ranger. Biar bisa nangkap penjahat, biar bisa jadi idola semua orang haha. Dan voila,, akhirnya cita-cita saya jadi pahlawan kesampaian juga. Tapi ini bukan pahlawan pembela kebenaran dan kebajikan. Bukan juga pahlawan yang memberantas kejahatan yang ada di muka bumi. Tapi pahlawan hijau.

Weks?? Pahlawan hijau apaan tuh??

Jadi gini, beberapa bulan yang lalu saya diajakin kawan-kawan saya buat ngadain penghijauan di daerah Bantul sanah. Tepatnya di muara Kali Opak. Saat itu kami (kawan-kawan Detik Forum Regional Jogja, Canting, dan Palmae UGM) rame-rame bahu membahu menanam ratusan pohon bakau di bantaran Kali Opak. Harapan kami 10 tahun kedepan bantaran kali yang juga berada di kawasan pesisir laut selatan jawa tersebut bisa hijau dan menahan abrasi. Selain itu juga bisa menjadi habitat burung-burung liar. Continue reading


Menghitung Hari

22 tahun, 7 bulan, 2 hari yang lalu saya baru saja menghirup udara di dunia.

Sekitar 18 tahun yang lalu saya mulai duduk di bangku sekolah dasar, belajar berhitung satu dua, serta mengeja.

12 tahun yang lalu saya mengganti merah putih dengan biru putih yang kedodoran di badan saya.

9 tahun yang lalu dengan langkah malu-malu saya memasuki kelas yang baru dengan teman-teman pria yang sudah tidak mengenakan celana pendek lagi.

7 tahun yang lalu dengan penuh kebanggan saya berdiri di panggung kehormatan dengan trophy dan sertifikat juara lomba karya ilmiah serta segepok hadiah di tangan saya. Dalam jarak yang berdekatan saya juga mendengar nama saya diumumkan sebagai juara dalam lomba bidang lainnya. Continue reading


ABSURD

Jumat sore sekitar pukul 2.30. Seorang cewek lucu dan menggemaskan (CLM) tangannya sedang asyik menari dengan lincah di atas papan kunci. Setumpuk buku tebal dan catatan ada di sisi kirinya, di sisi kanannya segelas besar air putih dan bungkus plastik berisi remah-remah roti. Tak peduli dengan rekan-rekan satu ruangan yang juga sedang sibuk sendiri-sendiri. Tiba-tiba muncullah sang pembawa (PK) kabar.

PK           : Siapa yang dapat jatah wawancara sama Ipank? orangnya udah di bawah.

Tidak ada respon. Semua masih tenggelam dalam kegiatan masing-masing. Beneran tidak dengar kata-kata PK atau pura-pura saja hanya Tuhan dan orang-orang tersebut yang tau. CLM sebenarnya dengar, tapi dia ikut-ikutan pasang tampang cuek dan sok cool. Continue reading


Ah Tuhan, Masak Gitu Aja Diambil Hati?

Pada suatu senja yang temaram di penghujung Februari kemarin saya ngumpul bersama kawan-kawan satu kos. Saat itu kami benar-benar menikmati kebersamaan yang jarang sekali terjadi. Sambil main kartu Uno, kami pun memperbincangkan tentang segala hal dan remeh-temeh yang tidak pernah diperhatikan. Seperti biasa, saat ngumpul pasti terjadi ejek-ejekan yang akhirnya membuahkan tawa berkepanjangan.

Entah bagaimana awalnya, akhirnya topik pembicaraan berpindah menjadi siapa saja yang sudah sakit di tahun 2010. Ternyata semuanya sudah pernah. Tuti pernah sakit smallpox dan panas setelah dia mengejak mas Chan yang sakit seperti itu. Kemudian Dyanne dan Jati juga sakit setelah mengejak Tuti. Meke pun tak mau ketinggalan, dia juga ikut-ikutan sakit yang hampir sama dengan sakitnya Tuti. Aning juga katanya pas liburan semester kemarin sakit di rumahnya. Riris juga. Nah diantara semua yang belum pernah sakit di tahun 2010 cuma saya.

“Puji Tuhan aku belum pernah sakit di tahun ini, minum obat aja belum pernah,” celetuk saya.

“Wah sombong, sombong,” sontak anak-anak menimpali sambil tertawa-tawa.

“Bukan sombong, tapi sedikit congkak,” jawab saya, anak-anak pun langsung manyun sambil senyum.

Wajar dong kalo saya bangga (jiah bahasanya), maklum tahun-tahun sebelumnya saya termasuk orang yang ringkih, prak-prek dan sahabatan banget sama yang namanya penyakit. Bahkan bisa dibilang tahun 2009 adalah tahun terburuk saya. Sampai-sampai di pertengahan tahun saya harus opname di RS 10 hari, diglonggong berpuluh-puluh botol infus, dan saban hari diambil sampel darahnya (huh,,,, tak mau mengingatnya lagi…). Jadi kalo tahun ini saya belum ngobat satu pun itu adalah rekor tersendiri *congkak.com* 😀 Continue reading


Kotak Pandora

:: dan pada akhirnya pasti terbuka

06.00 am

“Morning doesn’t mean getting up and working again. It rather means God loves you very much to let you life and see another day. Have a blessed day, Gbu!”

Sent to all

Messages delivered

06.13 am

1 message received

“Thanks. God loves you and I also love you, ‘till now. But don’t worry, I always succeed to manage my heart. Take care of yourself and have a blessed day”

06.15 am

1 message received

“Maaf, aku tidak bisa membohongi hatiku.  I still love you dear” Continue reading


Nonton Bola

Setelah melewati masa penantian bertahun-tahun (lebay mode on), akhirnya cita-cita saya buat nonton bola langsung dari stadion terwujud juga. Senin malam (1/2) ada sms dari seorang kawan ngajak nonton bola. Sebenarnya ini bukan sms yang pertama, karena sebelumnya dia sering ngajakin nonton, tapi sayanya yang sok sibuk sehingga tidak pernah bisa. Setelah saya yakin bahwa pertandingannya dilaksanakan pada malam hari (pukul 19.00), saya pun mengiyakan. Kapan lagi bisa nonton bola tanpa harus meninggalkan tempat kerja sebelum jamnya.

Saya sebenarnya bukan penggila bola, bahkan boleh dibilang ‘kaum mugle’ kalo nyangkut urusan bola. Yang saya tahu dari permainan sepakbola hanyalah jumlah pemainnya 11, wasitnya 1, durasi permainannya 2×45 menit, standar internasional ukuran lapangannya 105×68 meter, trus apa lagi ya? Oya saya sedikit tahu kalo Kaka yang cakep itu dulu main di AC Milan dan sekarang pindah ke Real Madrid, saya juga tahu kalo bonek itu nama suporternya Persebaya. Dah, di luar itu saya ndak ngerti. Ngerti juga Cuma info umum dan sepintas lalu saja.

Jadi kenapa kamu semangat banget buat liat bola di stadion Sash?? Continue reading


Being Twenty Something

*tulisan ini seharusya diposting tanggal 6 Nove ^_^*

“So, how you feel after being twenty something?”

Sepotong SMS yang kuterima di siang hari dari seorang sahabat yang jauh disana. Saya hanya tersenyum dan mencoba menguraikan apa yang saya rasakan. Hmm,, rasanya?? Apa ya? Saya excited,, ya saya sangat menantikan saat-saat ini. Jika dulu saya selalu merasa parno saat hendak bertambah usia kali ini saya benar-benar merasa bahagia, bahkan lebih dari biasanya.

Saya bersyukur karena masih diijinkan Bapa untuk menikmati pertambahan usia, menikmati hari yang baru, dan menikmati setiap keajaiban yang Dia berikan. Masih diijinkan untuk bangun dihari yang baru sama dengan artinya masih diijinkan untuk memperbaiki semua hal-hal buruk yang saya lakukan, masih diijinkan untuk menjadi berkat bagi orang lain, masih diijinkan untuk melakukan setiap hal yang menjadi rancanganNya melalui kehidupan saya. Dan itu merupakan satu alasan yang lebih dari cukup bagi saya untuk berbahagia di hari ini. next


Lebaran di Kampungku

Akhirnya Lebaran tahun ini aku bisa pulang. Entah kenapa meski aku tidak merayakannya tetap ada satu gairah tersendiri saat malam Lebaran datang. Berkumpul bersama keluarga besar di rumah bulik, bercengkerama bersama para sepupu, atau sekedar bercakap tentang hal remeh temeh yang menciptakan gelak tawa. Sama seperti keluarga lainnya, Lebaran merupakan ajang berkumpul bagi keluarga. Sebab hanya waktu itu yang kami punya, saat semuanya libur dan bisa berkumpul. Saat Natal Pawiro Fam (kata ganti yang dibuat oleh sepupuku) jelas tidak bisa berkumpul, mereka harus mempersiapkan ibadah dan perayaan di gereja masing-masing.

Namun Lebaran kali ini tak seperti tahun lalu. Jika tahun lalu aku yang absen tidak bisa ikut ngumpul (dengan-alasan-ada-kerja-di-Jogja), tahun ini gantian budheku di Blitar yang tidak bisa datang (dengan-alasan-lagi-renovasi-gereja). Sedangkan putra tertua budheku yang rencananya mau datang dan pamer mengenalkan-pacar-barunya juga membatalkan janji. next


Segelas Milo dan Setumpuk Kebosanan

Entah kenapa akhir-akhir ini saya merasa bosan, hal itu berdampak jadi malas untuk beraktivitas, saya menjadi tidak produktif. 18 hari berlalu di bulan ini, namun saya belum melakukan apapun. Hal yang dapat saya banggakan adalah saya telah mencuci baju yang bertumpuk, kemudian sekarang menjelma menjadi baju-bersih-tapi-kusut yang tersebar di kasur saya (hah???? Ya saya tidur diatas tumpukan baju kering yang selesai di jemur)

Sepertinya saya penat dengan rutinitas yang saya jalani. Bangun pagi, mandi, berangkat kerja, pulang, menikmati senja di atas transjogja atau motor jemputan, mandi (kalo lagi pengen), cari makan, nonton tipi en ngobrol ma temen-temen mpe jam 9, masuk kamar dan melakukan apapun yang saya pengen mpe jam 11, setelah itu tidur, dan itu berlangsung secara terus menerus hampir 4 bulan ini. Yang membuat saya sedikit bersemangat jika kadang saya ditugaskan liputan keluar yang berarti saya bisa jalan-jalan, ijin untuk ke kampus (gak bimbingan atau ke perpus tapi cuma ngobrol sama temen-temen jika ketemu), berangkat KAMBIUM, hari Minggu (means weekend and go to church), atau pulang dan merebahkan diri di pelukan simbok. next


Saya Kabur

Selesei nonton film masih sempat liat senja di depan TP, untung bawa kamera.

Selesei nonton film masih sempat liat senja di depan TP, untung bawa kamera.

Setelah sekian lama tidak melakukan ritual suci ini (ngabur alias minggat alias bolos alias melarikan diri) akhirnya kemarin (hari Selasa tanggal 11 Agustus) saya melakukannya lagi. Wakakakak,,yah saya melarikan diri dari acara Press Tour 2009. Sebenarnya saya tidak ingin melakukannya, saya ingin menjadi peserta yang baik yang mengikuti acara dari awal hingga selesai. Namun takdir berkata lain saya berfikiran lain. Hal ini semata-mata karena ada mahluk-absurd-yang-sangat-annoying sehingga membuat saya merasa tidak nyaman untuk melanjutkan perjalanan.

Ngabur ini bukan semata-mata ide saya, karena ada mahluk-mahluk yang mengompori saya untuk melarikan diri, mereka adalah teman-teman lama saya, para pemandu di Taman Pintar. Dengan iming-iming “nonton film 4D terbaru” yang-belum-pernah-saya-nonton ajakan mereka langsung saya iyakan. -next>